NURAFNI, 2012010101 (2015) ANALISIS PENDAPAT PARA TENGKU TENTANG KEBUDAYAAN KESENIAN MENURUT HUKUM ISLAM (STUDI KASUS: SENI TARI DI KECAMATAN RANTO PEUREULAK KABUPATEN ACEH TIMUR). Skripsi thesis, IAIN ZAWIYAH COTKALA LANGSA.
|
Text
READY.pdf Download (753Kb) | Preview |
Abstract
Latar belakang masalah ialah, seni tari menurut beberapa ulama mengatakan seni tari itu mubah, contohnya saja seperti pendapat Imam Syafi’i yang mengatakan seni tari itu mubah asalkan tidak melakukan goyangan erotis. Tetapi yang terjadi dilapangan bahwasannya beberapa pendapat Tengku di dayah mengatakan itu haram. Karena adanya simpang siur yang terjadi maka peneliti ingin melakukan penelitian dari masalah tersebut dengan mengangkat judul “analisis pendapat para Tengku tentang kebudayaan seni tari di ditinjau dari hukum islam (Studi Kasus:di kecamatan Ranto Peureulak Kabupaten Aceh Timur).”Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimana perkembangan seni tari dan bagaimana analisis pendapat para Tengku tentang kebudayaan seni tari di ditinjau dari hukum islam (Studi Kasus:di kecamatan Ranto Peureulak Kabupaten Aceh Timur). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan seni tari dan untuk mengetahui bagaimana analisis pendapat para Tengku tentang kebudayaan kesenian di tinjau dari hukum Islam (Studi Kasus:Seni Tari Di kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur). Dalam penelitian ini, untuk menjawab rumusan masalah penulis menggunakan metode kualitatif yang di tempuh dengan cara penelitian lapangan dengan proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pendapat para Tengku tentang seni tari, sebagian Tengku yang berada di Kecamatan Ranto Peureulak beranggapan bahwa Seni tari itu haram dan sebagian lainnya dikatakan itu Mubah. Dalil alqur’an yaitu dalam surat AL-A’raf ayat 199, dan seni tari itu tidak dikerjakan oleh Rasulullah maka seseatu yang tidak dikerjakan oleh Rasulullah maka haram hukumnya. Seni tari yang dibolehkan itu hanya sesama muhrimnya saja. Meskipun alasannya berbeda-beda namun tetap saja masyarakat menggunakan seni tari ini dalam acara-acara perayaan. Dengan demikian diharapkan Adanya toleransi terhadap seni tari bagi para Tengku, yang mana tidak semua tarian itu diharamkan selama masih dalam kaidahnya dan kebudayaan kesenian khususnya seni tari juga termasuk objek pariwisata dan kebudayaan dari daerah Aceh sendiri, dan dengan kebudayaan kesenian ini aceh lebih dikenal di seluruh dunia dan demi kemajuan aceh juga.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing I: Syafi'eh, M.Fil.I Pembimbing II: M.Rusdi, LC, MA |
Uncontrolled Keywords: | SENI ISLAM |
Subjects: | Hukum Islam > Budaya Islam |
Divisions: | Fak. Syariah > Muamalah |
Depositing User: | mrs Editor Pustaka |
Date Deposited: | 22 Nov 2016 03:24 |
Last Modified: | 22 Nov 2016 03:24 |
URI: | http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/598 |
Actions (login required)
View Item |