SARI RAHMI SETIANI, 511000903 (2015) TINJAUAN FIQH MUAMALAT TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI PADI SECARA BORONGAN DI KAMPUNG BESAR KECAMATAN BANDA MULIA KABUPATEN ACEH TAMIANG. Skripsi thesis, IAIN ZAWIYAH COTKALA LANGSA.
|
Text
READY.pdf Download (519Kb) | Preview |
Abstract
Juzaf adalah menjual barang yang biasa ditakar, ditimbang (dihitung),tapi secara borongan tanpa ditakar, tanpa ditimbang (dihitung). Pelaksanaan jual beli yang baik itu adalah barangnya bisa kita ketahui atau jelas, bermanfaat, saling menguntungkan satu sama lain dan tidak ada unsur penipuan, pembeli pun tidak merasa dirugikan. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengangkat skripsi ini dengan judul ” Tinjauan Fiqh Muamalat Terhadap Pelaksanaan Jual Beli Padi Secara Borongan Di Kampung Besar Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang ”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Supaya data yang diperoleh dan dibutuhkan lebih akurat serta aktual, maka penulis melakukan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu : Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Adapun masalah pada penelitian ini adalah bagaimana aqad dan praktik jual beli padi dengan cara borongan di Kampung Besar Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang dan bagaimana pandangan fiqh muamalat terhadap praktik jual beli padi dengan cara borongan. Dengan permasalahan tersebut, maka dari itu penyusun menguraikan, aqad jual beli borongan ini sekali aqad, juga barangnya sekalian di ambil. Syarat dan rukun jual beli adanya orang yang beraqad, adanya sighat, adanya barang yang diperjualbelikan ditetapkan pula kriterianya yaitu suci barangnya, ada manfaatnya dan barang yang dijadikan objek transaksi itu mestilah sesuatu yang diketahui secara transparan, baik kuantitas maupun jumlahnya, bila dalam bentuk sesuatu yang ditimbang jelas timbangannya, dan bila sesuatu yang ditakar jelas takarannya. Setelah kedua belah pihak sudah melakukan aqad maka pemborong langsung mengambil semua barangnya, apabila sudah diborong maka semuanya diambil tanpa meninggalkan sisanya, apabila buah padi yang belum masak atau masih hijau itu menjadi milik pemborong, karena itu sudah menjadi resiko sipemborong. Tapi ada juga yang menggunakan aqad borongan dengan syarat memilih yang masak (buah padinya), dan meninggalkan buah padi yang masih hijau, itu dilakukan karena padinya kelihatan jelek dan yang masak kelihatan sedikit, maka untuk menghindari kerugian para pemborong harus memilih yang masak padinya. Dengan hal ini Islam sangat menekan agar dalam transaksi harus didasari dengan i‟tikat yang baik, karena hal ini memberikan pedoman kepada umatnya dalam usahanya, kedua pihak tidak merasa dirugikan
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing I: Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, MA Pembimbing II: Fakhrurrazi, Lc, MHI |
Uncontrolled Keywords: | JUAL BELI |
Subjects: | Muamalat > Jual Beli |
Divisions: | Fak. Syariah > Muamalah |
Depositing User: | mrs Editor Pustaka |
Date Deposited: | 17 Nov 2016 04:07 |
Last Modified: | 17 Nov 2016 04:07 |
URI: | http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/580 |
Actions (login required)
View Item |