Nuke Ria Apriyana, 2012017072 (2021) Kesesuaian Konsep Fiqh Muamalah Terhadap Praktik Mudharabah pada Sawit (Studi Kasus Desa Sukarakyat Kabupaten Aceh Tamiang). Skripsi thesis, Institut Agama Islam Negeri Langsa.
Text
NUKE RIA APRIYANA. 2012017072.HES.2022.pdf Download (1MB) |
Abstract
Permasalahan yang melatar belakangi adanya penelitian ini adalah adanya dua orang yang melakukan kerjasama bagi hasil mudharabah yaitu antara shahibul maal dan mudharib. Kerjasama ini di lakukan karena adanya rasa saling membutuhkan antara keduanya. Karena alasan itulah kerjasama ini terjadi antara mereka dengan melakukan kesepakatan, yaitu bagi hasil dari modal yang diberikan oleh shahibul maal kepada mudharib berupa uang senilai Rp 15.000.000 untuk membeli bibit kelapa sawit dan bagi keuntungan daripada hasil penjualan sawit tersebut ketika masa panen. Selanjutnya adalah bagian tetap untuk si shahibul maal setiap masa panen kemudian sisanya adalah milik mudharib sepenuhnya serta hasil panen tersebut harus dijual kepada shahibul maal dikarenakan shahibul maal juga merupakan salah satu agen di desa tersebut. Objek yang dijadikan kerjasama dalam akad ini ialah kelapa sawit, yang mana kelapa sawit merupakan tanaman yang dapat dijual buah nya dan menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik mudharabah oleh masyarakat di Desa Sukarakyat Kab. Aceh Tamiang dan bagaimana kesesuaian praktik tersebut dalam kajian konsep fiqh muamalah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (field research), pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa praktik kerjasama mudharabah ini termasuk kedalam kategori mudharabah muqayyadah yang fasidah (rusak), dikarenakan terdapat ketidaksesuaian di dalam pembagian hasilnya serta terdapat kerugian yang dialami oleh si mudharib serta tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Dalam kajian konsep fiqh muamalah, kerjasama seperti ini merupakan kerjasama yang tidak sesuai dengan akad yang berlaku. Dikarenakan dalam mudharabah bagi hasil untuk mereka yang melakukan kerjasama adalah dihitung melalui presentase keuntungan yang didapat, tidak boleh ditetapkan dalam jumlah uang karena akan menimulkan ketidaksesuaian. Adanya penetapan keuntungan bagi shahibul maal setiap kali masa panen mengakibatkan praktik bagi hasil ini menjadi fasidah (rusak) dan masuk dalam kategori mudharabah muqayyadah yang fasid. Dalam Fiqh muamalah kerjasama seperti ini juga tidak sesuai dengan konsep fiqh muamalah karena menimbulkan ketidak adilan bagi si mudharib. Artinya kerjasama akad mudharabah ini tidak bisa diteruskan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing I : Dr. H. Awwaluzzikri, Lc. MA Pembimbing II: Mariadi, M.H.I |
Uncontrolled Keywords: | fiqh muamalah, bagi hasil mudharabah |
Subjects: | Muamalat > Aspek Muamalat Lainnya |
Divisions: | Fak. Syariah > Muamalah (Hukum Ekonomi Syariah) |
Depositing User: | mrs Editor Pustaka |
Date Deposited: | 26 Apr 2022 07:48 |
Last Modified: | 26 Apr 2022 07:48 |
URI: | http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/2466 |
Actions (login required)
View Item |