PENETAPAN UKURAN MAHAR PADA MASYARAKAT GAMPONG ULEE NYEUE KECAMATAN BANDA BARO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

LENI , 2022011046 (2017) PENETAPAN UKURAN MAHAR PADA MASYARAKAT GAMPONG ULEE NYEUE KECAMATAN BANDA BARO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM. Skripsi thesis, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA.

[img]
Preview
Text
LENI.2022011046.HKI.2017.pdf

Download (2403Kb) | Preview

Abstract

Banyak hal yang menjadikan kendala mewujudkan sebuah pernikahan yang ideal menurut syar'i, hal mana didasarkan karena masyarakat telah terpengaruh oleh tradisi yang sudah mengakar dan seakan-akan menjadi ideologi yang malah memberatkan pernikahan tersebut, seperti penetapan mahar dalam sebuah pernikahan. Tinggi rendahnya mahar seringkali ditetapkan menurut adat istiadat di masyarakat bukan berpedoman pada hukum Islam. Penelitian ini berjudul Penetapan Ukuran Mahar Pada Masyarakat Gampong Ulee Nyeue Kecamatan Banda Baro Ditinjau Dari Hukum Islam. Permasalahan yang akan diteliti ialah bagaimana penetapan ukuran mahar di Gampong Ulee Nyeue Kecamatan Banda Baro dan bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai penetapan ukuran mahar tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif, normatif-analisis, yaitu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan gejala-gejala di lingkungan masyarakat terhadap suatu kasus yang diteliti untuk mengetahui hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lainnya atau antara peraturan dengan praktik peraturan tersebut. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tiga metode standart yang sering digunakan peneliti, yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini penetapan ukuran mahar di Gampong Ulee Nyeue memiliki tradisi adat istiadat tersendiri. Penetapan mahar di Gampong ini mulai dari 15 mayam hingga 25 mayam. Apabila mahar yang ditetapkan terlalu rendah maka hal itu dianggap sebagai penghinaan oleh masyarakat setempat. Tingginya penetapan mahar ini terjadi karena masyarakat di Gampong tersebut masih mengikuti kebiasaan orang tua sebelum mereka (adat dan budaya). Selain itu banyaknya pemahaman laki-laki yang pulang merantau dari Malaysia membawa uang yang banyak, sehingga meningkatkan tingginya permintaan mahar. Selain itu tingginya penetapan mahar dianggap sebagai cerminan ekonomi sebuah keluarga dan juga simbol kemakmuran. Meskipun pada akhirnya penetapan mahar yang tinggi ini menimbulkan permasalahan kawin lari dan mempersulit laki-laki yang memiliki ekonomi rendah. Tinjauan hukum Islam mengenai penetapan ukuran mahar di Gampong Ulee Nyeue tidak bertentangan dengan hukum Islam. Karena Islam tidak menentukan batas tertinggi ukuran mahar. Akan tetapi penetapan mahar yang harus memenuhi 15 mayam hingga 25 mayam tersebut bertentangan dengan konsep mahar yang menghendaki kemudahan dan kesederhanaan bagi para pihak. Timbulnya permasalahan kawin lari dan kesulitan untuk memenuhi mahar tersebut menunjukkan bahwa penetapan ukuran mahar di Gampong Ulee Nyeue menimbulkan kemudharatan, hal ini tentulah bertentangan dengan hukum Islam. Jadi dapat Penulis simpulkan bahwa penetapan ukuran mahar tersebut dikatakan bertentangan jika menimbulkan kemudharatan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I: H.M. Suhaili Sufyan, Lc, MA, Ph.D Pembimbing II: Nairazi AZ, MA.
Uncontrolled Keywords: MAHAR
Subjects: Hukum Islam > Munakahat
Hukum Islam > Munakahat > Mahar
Divisions: Fak. Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga Islam)
Depositing User: mrs Editor Pustaka
Date Deposited: 11 Apr 2018 03:36
Last Modified: 11 Apr 2018 03:36
URI: http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/1253

Actions (login required)

View Item View Item