PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME DALAM ISLAM

RAZALI MAHMUD, RAZALI (2013) PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME DALAM ISLAM. At-Tarbawi, IV (1). pp. 45-66. ISSN 2086-9754

[img]
Preview
Text
PENDIDIKAN_MULTIKULTURALISME_DALAM_ISLAM.pdf - Accepted Version

Download (176Kb) | Preview
Official URL: http://journal.iainlangsa.ac.id

Abstract

Pendidikan multikultural merupakan strategi pembelajaran yang menjadikan latar belakang budya yang beraneka ragam digunakan sebagai usaha untuk meningkatkan pendidikan dan lingkungan. Kondisi yang demikian itu dirancang untuk menunjang dan memperluas konsep-konsep budaya, perbedaan, kesamaan, dan demokrasi. Ada pula yang menyatakan bahwa pendidikan multikultural adalah sebuah ide atau konsep, sebuah gerakan pembaharuan pendidikan dan proses. Pada lembaga-lembaga pendidikan tertentu di wilayah Amerika yang pada awalnya diwarnai oleh sistem pendidikan yang mengandung diskriminasi etnis, yang belakangan hari mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pendidikan dengan wawasan multicultural dalam rumusan James A. bank adalah konsep ide atau falsafah sebagai suatu rangkaian kepercayaan (set of believe) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun Negara. Sementara menurut Sonia Nieto, pendidikan multicultural adalah proses pendidikan yang komprehensif dan mendasar bagi semua peserta didik. Jenis pendidikan menentang bentuk rasisme dan segala bentuk diskriminasi pendidikan, masyarakat dengan menerima serta mengafirmasi prularitas (etnik, ras, bahasa, agama, ekonomi, gender, dan lain sebagainya) yang terefleksikan di antara peserta didik, komunitas mereka, dan guru-guru. Pendidikan multikultur ini haruslah melekat dalam kurikulum dan strategi pengajaran, termasuk juga dalam setiap interaksi yang dilakukan di antara para guru, murid, dan keluarga serta keseluruhan suasana belajar mengajar. Karena jenis pendidikan ini merupakan pedagogie kritis, refleksi dan menjadi basis aksi perubahan dalam masyarkat, pendidikan multikulral mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi dalam berkeadilan sosial. Untuk menghindari kekeliruan dalam diskursus tentang multikulturalisme, Bikhu Parekh menggaris bawahi tiga asumsi yang harus diperhatikan dalam kajian ini, yaitu ; Pertama, pada dasarnya manusia akan terikat dengan struktur dan sistem budayanya sendiri dimana dia hidup dan berinteraksi. Keterikatan ini tidak berarti bahwa manusia tidak bisa bersikap kritis terhadap system budaya tersebut, akan tetapi mereka dibentuk oleh budayanya dan akan selalu melihat segala sesuatu berdasarkan budayanya tersebut. Kedua, perbedaan budaya merupakan representasi dari system nilai dan cara pandang tentang kebaikan yang berbeda pula. Oleh karena itu, suatu budaya merupakan suatu entitas yang relative sekaligus partial dan memerlukan budaya lain untuk memahaminya. Sehingga, tidak satu budaya pun yang berhak memaksakan budayanya kepada system budaya lain. Ketiga, pada dasarnya, budaya secara internal merupakan entitas yang plural yang merefleksikan interaksi antar perbedaan tradisi dan untaian cara pandang. Hal ini tidak berarti menegaskan koherensi dan identitas budaya, akan tetapi budaya pada dasarnya adalah sesuatu yang majemuk, terus berproses dan terbuka.

Item Type: Article
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Islam
Divisions: Fak. Tarbiyah & Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Noffrizal Zaim
Date Deposited: 20 Oct 2017 04:39
Last Modified: 20 Oct 2017 05:18
URI: http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/1031

Actions (login required)

View Item View Item