CHAIRIL AZMAR, 2022011005 (2016) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AQIQAH BAGI BAYI LAKI-LAKI (Studi Kasus di Kampung Rantau Pauh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang). Skripsi thesis, IAIN ZAWIYAH COTKALA LANGSA.
|
Text
READY.pdf Download (395Kb) | Preview |
Abstract
Skripsi ini berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Aqiqah bagi Bayi Laki-Laki (Studi Kasus di Kampung Rantau Pauh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang)”. Penelitian ini beranjak dari pengamatan penulis terhadap persepsi masyarakat setempat mengenai jenis hewan aqiqah sehingga berpengaruh kepada jumlah yang disembelih untuk aqiqah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Aqiqah bagi bayi laki-laki di Kampung Rantau Pauh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang dan pandangan hukum Islam mengenai hal tersebut. Penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (Field Research) dengan objek penelitian Kampung Rantau Pauh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang dengan menggunakan pendekatan historis, antropologis dan Yuridis-kritis serta menggunakan metode analisis data deskriptif analitis, kemudian membandingkannya dengan hukum Islam berdasarkan pandangan-pandangan para ulama beserta hujjah mereka yang penulis temukan dari berbagai sumber baik al-Qur’an maupun buku dan kitab karangan para ulama tersebut. Sebagai hasil dari penelitian ini, penulis mendapati bahwasannya masyarakat setempat terdoktrin dengan persepsi bahwa bagi bayi laki-laki apabila diaqiqahkan menggunakan kambing maka ketentuannya adalah dua ekor sedangkan jika menggunakan domba maka jumlahnya cukup seekor. Mereka berpersepsi bahwasannya domba itu adalah kibasy, dan kibasy dalam hal aqiqah cukup seekor saja baik bagi bayi laki-laki maupun perempuan. Dalam perspektif Hukum Islam tidak dikenal adanya pengklasifikasian sedemikian, hanya saja terdapat sebagian kecil ulama termasuk mazhab Maliki yangberpendapat cukup dengan seekor kambing, namun dalam pendapatnya, mereka tidak membedakan antara penggunaan kambing, domba maupun kibasy. Di samping itu, masyarakat setempat menyatakan bahwa mereka bermazhab Syafi’i dan menganggap perilaku ini adalah pahaman dari mazhab Syafi’i, hal ini merupakan kekeliruan di mana dalam mazhab Syafi’i itu sendiri berpendapat bagi bayi laki-laki ketentuannya adalah dua ekor tanpa membedakan antara kambing, domba, maupun kibasy.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing I: Dr. Mursyidin, MA Pembimbing II: Fakhrurazi, Lc., MHI |
Uncontrolled Keywords: | AQIQAH |
Subjects: | Hukum Islam > Aspek Fiqih Lainnya |
Divisions: | Fak. Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga Islam) |
Depositing User: | mrs Editor Pustaka |
Date Deposited: | 10 Oct 2017 03:18 |
Last Modified: | 10 Oct 2017 03:18 |
URI: | http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/996 |
Actions (login required)
View Item |