Fani Maifa, - (2022) Artikel - Tinjauan 'Urf Terhadap Penyajian Tepak Sirih Dalam Perkawinan Adat Melayu (Studi Di Desa Seuneubok Aceh). -, - (-). pp. 1-13. ISSN - (Unpublished)
Text
Artikel Fani Maifa. HKI. Syariah.pdf Download (584kB) |
Abstract
Penyajian Tepak sirih dalam acara perkawian merupakan kebiasaan masyarakat Melayu sudah menjadi tradisi secara turun-temurun. Tepak sirih memiliki arti simbol silaturahmi antara pihak mempelai laki-laki dan perempuan. Dalam praktiknya pihak mempelai laki-laki akan datang ke rumah mempelai perempuan untuk membawa tepak sirih. Apabila mempelai laki-laki tidak membawa tepak sirih tersebut maka diwajibkan untuk membayar denda. Rumusan masalah dari skripsi ini yaitu: Bagaimana praktik penyajian tepak sirih dalam perkawinan adat Melayu di Desa Seunebok Aceh. Bagaimana tinjauan „urf terhadap praktik penyajian tepak sirih dalam perkawinan adat Melayu di Desa Seunebok Aceh. Tujuan dari skripsi ini yaitu: untuk mengetahui praktik penyajian tepak sirih dalam adat perkawinan Melayu di Desa Seunebok Aceh tersebut. Untuk mengetahui tinjauan „urf terhadap penyajian tepak sirih dalam adat perkawinan adat Melayu tersebut. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Menggunakan pendekatan Normatif Sosiologis. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan observasi, wawancara tidak terstruktur, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa acara perkawinan yang mengharuskan adanya penggunaan tepak sirih sebagai salah satu syarat terpenuhinya ketentuan adat yang berlaku merupakan adat asli orang Tamiang. Tepak sirih memliki makna sebagai buah tangan dari mempelai baik yang membawa tepak sirih maupun yang menunggu tepak sirih tersebut. Kini orang-orang tidak lagi memprioritaskan sirih sebagai hidangan jamuan. Dikarenakan orang-orang sekarang lebih mementingkan penampilan. Meskipun hal seperti ini terjadi jika mempelai laki-laki tidak nmembawa tepak sirih maka diwajibkan untuk membayar denda. Di dalam Islam tidak boleh memberikan sanksi atau denda dalam bentuk harta. Dapat disimpulkan bahwa adat yang dilakukan oleh masyarakat merupakan hal yang bertentangan dengan syara’, kebiasaan ini termasuk ke dalam „urf yang fasid, dikarenakan tidak sesuai dengan hukum syara’.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Penyajian, Tepak Sirih, 'Urf, Fani Maifa |
Subjects: | Hukum Islam > Budaya Islam > Adat Istiadat Hukum Keluarga Islam |
Divisions: | Fak. Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga Islam) |
Depositing User: | mrs Editor Pustaka |
Date Deposited: | 30 Mar 2023 02:17 |
Last Modified: | 30 Mar 2023 02:17 |
URI: | http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/3326 |
Actions (login required)
View Item |