Vernakularisasi dalam Alqur'an Terjemah Bebas Bersajak Karya Mahjiddin Jusuf

Sri Wahyuni Lestari, 3032015023 (2020) Vernakularisasi dalam Alqur'an Terjemah Bebas Bersajak Karya Mahjiddin Jusuf. Skripsi thesis, Institut Agama Islam Negeri Langsa.

[img] Text
SRI WAHYUNI LESTARI. 3032015023. IAT. 2020.pdf

Download (1MB)

Abstract

Disetiap belahan dunia pasti memiliki kebiasaan nya masing-masing khususnya di Indonesia, setiap daerah di Indonesia memiliki adat yang berbeda-beda. Begitu juga dalam hal menerjemah danmenafsirkan Al-Qur'an, setiap Mufassir memiliki ciri khas nya tersendiri dalam memaknai kandungan ayat Al-Qur'an mulai dari perbedaan bahasa, susunan kata hingga bentuk penulisan yang berbeda-beda sesuai dengan tempat di mana mereka tinggal, hingga ada yang menafsirkan Al-Qur'an ke bahasa daerah mereka hal ini disebut dengan vernakularisasi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana Vernakularisasi Al-Qur'an yang dilakukan Muhjiddin Jusuf dalam Al-Qur'an terjemah bebas bersajak dalam bahasa Aceh pada surah Al-Insan dan apa pesan tersembunyi dari Vernakularisasi Al-Qur'an yang dilakukan Muhjiddin Jusuf dalam surah Al-Insan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), Metode kualitatif deskriptif. Terfokus pada bahasa sasaran dalam Al-Qur'an Karim Terjemah Bebas Bersajak Dalam Bahasa Aceh dengan mengeksplorasi ketepatan, kejelasan dan kewajaran terjemahan, pemilihan diksi dan keefektifan kalimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vernakularisasi yang dilakukan Mahjiddin Jusuf dalam surah Al-Insan terbagi empat yaitu: 1) kehidupan manusia menuju kesempurnaan 2) Balasan Allah kepada orang yang berbuat baik 3) Kenikmatan yang diperoleh mukmin dalam syurga 4) Perintah Allah kepada Nabi Muhammad. Tgk. Mahjiddin Yusuf dalam penafsirannya selalu ingin menampakkan adat atau kebiasaan masyarakat Aceh. Pada penafsirannya ketika beliau menjelaskan makna "setetes" didalam penafsirannya beliau menuliskan sicicah (secercah), namun beliau menjelaskan lagi dengan bahasa yang lebih lembut yaitu sititek. Dan beliau menggambarkan api neraka dengan apui mirah (api merah) agar mudah dipahami masyarakat aceh pada umumnya. Kalimat geujeb ie mameh (minum air manis) beliau gambarkan ketika menjelaskan kenikmatan air dalam syurga yang akan kita peroleh, kemudian ladat (lezat/tidak dapat diungkapkan kenikmatannya). Relui seunia adalah ungkapan masyarakat Aceh ketika menggambarkan keadaan sejuk, nyaman dan damai. Kata Talam beliau sebutkan ketika memaknai kalimat bejana(wadah) karena adat Masyarakat Aceh dalam istilah Peumulia jamee (memuliakan tamu). saat menjelaskan kenikmatan syurga beliau menambahkan kalimat Duek peugah Haba (duduk sambil mengobrol) yang menggambarkan kebiasaan masyarakat Aceh yang suka mengobrol bersama-sama.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I : Dr. H. Samsuar, MA Pembimbing II: Leni Lestari, M.Hum
Uncontrolled Keywords: Vernakularisasi, Terjemah, Al-Qur'an, Sajak, Mahjiddin Jusuf
Subjects: Hukum Islam > Alquran dan Hadis > Tafsir Alquran
Divisions: Fak. Ushuluddin, Adab & Dakwah > Ilmu Al-Qur'an & Tafsir
Depositing User: mrs Editor Pustaka
Date Deposited: 10 Feb 2023 09:21
Last Modified: 10 Feb 2023 09:21
URI: http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/3252

Actions (login required)

View Item View Item