RIZKA FADHILA ISRA, 3032014012 (2020) MAKNA MARIDUN DALAM ALQURAN (STUDI KOMPARATIF PENAFSIRAN PROF.Dr. HAMKA DAN IBNU KASIR). Skripsi thesis, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA.
Text
RIZKA FADHILA ISRA.3032014012.IAT.2020.pdf Download (17MB) |
Abstract
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan allah mempunyai akal dan nafsu, sehingga secara hukum alam dan kondisi tubuhnya mempunyai berbagai permasalahan. salah satu permasalahan yang dialami oleh manusia adalah kerusakan tubuhnya atau pikirannya disebut dengan istilah "penyakit" atau "sakit". Al-qur'an memuat isi tentang penyakit yang diderita oleh manusia. al-qur'an menggunakan lafal-lafal yang berlaianan dalam mengungkapkan kata "sakit", seperti maridun dan saqim yang berarti penyalit atau sakit, atau aza yang berarti menyakiti. istilah maridun sering digunakan dalam memberikan informasi tentang seseorang yang izin tidak dapat hadir karena sakit. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana persamaan dan perbedaan dalam menafsirkan makna maridun antara ibnu kasir dan buya Hamka. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), metode kualitatif dan pendekatan kebahasaan dengan sumber primer tafsir al-qur'an al'azim karya ibnu Kasir dan Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka. Metode pengolahan dan analisis data, yaitu 1) mengumpulkan ayat yang mengandung lafal maridun di dalam Al- qur'an, 2) mengumpulkan penafsiran makna lafal maridun dalam sumber primer, 3) menyaring data, 4) menganalisi dan 5) penyajian data. Kerangka teori yang digunakan adalah teori pragmatik Geoffrey Neil Leech (1936-2014) yang membahas makna ditentuka dalam pemakaiainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna lafal maridun menurut tafsir Ibnu Kair dan Buya Hamka terdiri dari dua bentuk makna, yaitu: 1) penyakit jasmani (sakit yang diderita oleh tubuh secara fisik) dan 2) penyakit rohani (penyakit hati yang dipengaruhi oleh nafsu dan akal yang rusak). Persamaan penafsiran lafal maridun menurut tafsir ibnu Kasir dan Buya Hamka adalah tidak adanya ta'wil dan penanfsirannya tidak dibahas secara kebahasaan yang lebih mendalam kecuali pada surat al-syu'ara (26) : 80. Perbedaan penafsiran lafal maridun antara lain : 1) bahasa penafsiran (ibnu kasir: Arab dan Buya Hamka: Indonesia, Melayu dan minang), 2) pendekatan penafsiran (Ibnu Kasir: hukum dan riwayat sedangkan Buya Hamka: adabi ijtima'i, ra'yi dan psikologi kesehatan) dan 3) pemaknaan umum lafal maridun (ibnu Kasir:sakit ada yang tetap dan temporal sedangkan Buya Hamka: sakit hanya Tuhan dan hamba-Nya yang lebih mengetahui).
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing I :Dr. H. Ramly M.Yusuf, MA Pembimbing II:Mulizar, M.TH |
Uncontrolled Keywords: | MARIDUN DALAM ALQURAN |
Subjects: | Hukum Islam > Alquran dan Hadis > Tafsir Alquran |
Divisions: | Fak. Ushuluddin, Adab & Dakwah > Ilmu Al-Qur'an & Tafsir |
Depositing User: | mrs Editor Pustaka |
Date Deposited: | 03 Dec 2020 09:38 |
Last Modified: | 03 Dec 2020 09:38 |
URI: | http://digilib.iainlangsa.ac.id/id/eprint/1732 |
Actions (login required)
View Item |